Friday, August 5, 2011

APAKAH ADA KITAB SELAIN AL QUR AN YANG DIMILIKI OLEH ALI RA?

Apakah Ada Kitab selain Al-Qur’an yang dimiliki oleh Ali?

Di dalam kitab-kitab pegangan Syi’ah disebutkan beberapa kitab samawi selain Al-Qur’an yang di miliki oleh para imam Syi’ah, hal ini diungkapkan oleh Sayid Husein Al-Musawi dalam kitab-nya, silahkan baca kembali : Kitab-kitab Samawi (dari Buku-buku Syi’ah)

Kemudian kita mendapatkan bantahan dari seorang Syi’ah bahwa dalam kitab rujukan Ahlus Sunnah sendiri disebutkan ada kitab yang memang dimiliki oleh keluarga Nabi seperti Kitab Ali.
عبد الرزاق عن بن عيينة عن جعفر بن محمد عن أبيه قال في كتاب علي الجراد والحيتان ذكي

Abdurrazaq dari Ibnu ‘Uyainah dari Ja’far bin Muhammad dari Ayahnya yang berkata “di dalam kitab Ali disebutkan kalau belalang dan ikan adalah sembelihan” [Mushannaf Abdurrazaq 4/532 no 8761]

Kita tanggapi:

Pertama,

Perkataan Ulama Hadits mengenai ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam (mengambil penjelasan dari Akhi Abul Jauzaa)

Ibnu Hajar berkata : “Tsiqah haafidh, penulis yang terkenal, mengalami kebutaan di akhir umurnya, sehingga berubah hapalannya. Cenderung ber-tasyayyu’” [At-Taqriib, hal. 607 no. 4092, tahqiq : Abul-Asybal Shaghiir bin Ahmad Al-Baakistaaniy; Daarul-‘Aashimah].

Al-Bukhaariy berkata : “Apa yang ia riwayatkan dari kitabnya, maka lebih shahih” [At-Taariikh Al-Kabiir, 6/130 no. 1933; Daarul-Kutub Al-‘Ilmiyyah]. Di lain tempat ia berkata : “Dan ‘Abdurrazzaaq telah keliru dalam sebagian hadits yang ia riwayatkan” [‘Ilal At-Tirmidziy Al-Kabiir, hal. 199 no. 352, tahqiq & ta’liq : As-Sayyid Shubhiy As-Saamiaaiy & As-Sayyid Abul-Ma’aathiy An-Nuuriy; Daaru ‘Alamil-Kutub, Cet. 1/1409].

Ahmad berkata : “Kami menemui ‘Abdurrazzaaq sebelum tahun 200 H yang waktu itu penglihatannya masih baik/sehat. Barangsiapa yang mendengar darinya setelah hilang penglihatannya (buta), maka penyimakan haditsnya itu lemah (dla’iifus-samaa’)” [Taariikh Abi Zur’ah, hal. 215 no. 1160, ta’liq : Khaliil Al-Manshuur; Cet. Daarul-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Cet. 1/1417].

Ad-Daaruquthniy berkata : “Tsiqah, akan tetapi ia telah keliru dalam hadits-hadits dari Ma’mar” [Miizaanul-I’tidaal, 2/610 no. 5044, tahqiq : ‘Aliy bin Muhammad Al-Bukhaariy; Daarul-Ma’rifah]. An-Nasaa’i berkata : “Padanya terdapat kritikan bagi siapa saja menulis hadits darinya di akhir umurnya” [Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukuun, hal. 209 no. 379, Daarul-Ma’rifah – dicetak bersama dengan Adl-Dlu’afaa Ash-Shaghiir lil-Bukhaariy].

Hadits-haditsnya yang diingakri para muhadditsiin ketika penglihatannya hilang (buta) adalah ketika ‘Abdurrazzaaq bermukin di Yamaan/Shan’aa di akhir hayatnya. Al-‘Abbaas bin ‘Abdil-‘Adhiim sekembalinya dari Shan’aa mengkritiknya dengan keras : “…Sesungguhnya ‘Abdurrazzaaq adalah pendusta, dan Muhammad bin ‘Umar Al-Waaqidiy lebih jujur daripadanya” [Adl-Dlu’afaa’ lil-‘Uqailiy, hal. 859 no. 1084, tahqiq : Hamdiy bin ‘Abdil-Majiid As-Salafiy; Daarush-Shumai’iy, Cet. 1/1420].

Abu Haatim berkata : “Ditulis haditsnya, namun tidak boleh berhujjah dengannya” [Al-Jarh wat-Ta’diil, 6/39 no. 204, tahqiq : Al-Mu’allimiy Al-Yamaaniy]. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat, namun berkata : “…… Ia termasuk orang yang sering keliru jika meriwayatkan dari jurusan hapalannya…” [Ats-Tsiqaat, 8/412, tahqiq : Al-Mu’allimiy Al-Yamaaniy].

An-Nasaa’iy berkata : “Padanya terdapat kritikan, bagi siapa saja yang menulis darinya di akhir hayatnya” [Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukuun no. 379]. Ia (An-Nasaa’iy) juga membawakan satu contoh hadits munkar yang diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dengan berkata : “Hadits ini munkar. Yahyaa bin Sa’iid Al-Qaththaan mengingkari ‘Abdurrazzaaq atas hal tersebut. Hadits ini tidak diriwayatkan dari Ma’mar kecuali oleh ‘Abdurrazzaaq. Hadits ini telah diriwayatkan dari Ma’qil bin ‘Abdillah dan terdapat perselisihan padanya. Telah diriwayatkan dari Ma’qil, dari Ibraahiim bin Sa’d dari Az-Zuhriy (secara mursal). Hadits ini bukan termasuk hadits Az-Zuhriy, wallaahu a’lam [lihat : ‘Amalul-Yaum wal-Lailah, hal. 276 no. 311, tahqiq : Dr. Faaruq Hamaadah; Muasasah Ar-Risaalah, Cet. Thn. 1399].

Kedua,

Terdapat atsar-atsar yang shahih dari Imam ali sendiri yang membantah bahwa beliau memiliki suatu kitab khusus selain Al-Qur’an dan shahifah (lembaran) di sarung pedangnya yang khusus untuk beliau dan tidak diberitakan kepada kaum muslimin.

وحدثنا أبو كريب حدثنا أبو معاوية حدثنا الأعمش عن إبراهيم التيمي عن أبيه قال خطبنا علي بن أبي طالب فقال من زعم أن عندنا شيئا نقرأه إلى كتاب الله وهذه الصحيفة ( قال وصحيفة معلقة في قراب سيفه ) فقد كذب فيها أسنان الإبل وأشياء من الجراحات وفيها قال النبي صلى الله عليه و سلم المدينة حرم ما بين عير إلى ثور فمن أحدث فيها حدثا أو آوى محدثا فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل الله منه يوم القيامة صرفا ولا عدلا وذمة المسلمين واحدة يسعى أدناهم ومن ادعى إلى غير أبيه أو انتمى إلى غير مواليه فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل الله منه يوم القيامة صرفا ولا عدلا

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Amasy dari Ibrahim At Taimi dari Ayahnya bahwa Ali bin Abi Thalib berkhutbah “Barang siapa mengatakan bahwa kami memiliki sesuatu yang kami baca selain Kitab Allah dan Shahifah (lembaran) ini [berkata Ayah Ibrahim : lembaran yang tergantung di sarung pedangnya] maka sungguh dia telah berdusta. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang umur unta dan diyat. Di dalamnya juga terdapat perkataan Nabi SAW “Madinah itu adalah tanah haram dari ‘Air hingga Tsaur. Barang siapa yang membuat maksiat di Madinah atau membantu orang yang membuat maksiat maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan umat manusia seluruhnya dan tidak akan diterima taubat dan tebusannya di hari kiamat kelak. Jaminan perlindungan(dzimmah) kaum muslimin itu sama dan berlaku pula oleh orang yang terendah dari mereka. Barangsiapa menasabkan diri kepada orang yang bukan ayahnya atau menisbatkan diri kepada selain maulanya maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan umat manusia seluruhnya dan tidak akan diterima taubat dan tebusannya di hari kiamat kelak. [Shahih Muslim 2/994 no 1370 dan Shahih Muslim 2/1146 tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi]
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا محمد بن جعفر ثنا شعبة عن سليمان عن إبراهيم التيمي عن الحرث بن سويد قال قيل لعلي رضي الله عنه أن رسولكم كان يخصكم بشيء دون الناس عامة قال ما خصنا رسول الله صلى الله عليه و سلم بشيء لم يخص به الناس إلا بشيء في قراب سيفى هذا فاخرج صحيفة فيها شيء من أسنان الإبل وفيها ان المدينة حرم من بين ثور إلى عائر من أحدث فيها حدثا أو آوى محدثا فإن عليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل منه يوم القيامة صرف ولا عدل وذمة المسلمين واحدة فمن أخفر مسلما فعليه لعنه الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل منه يوم القيامة صرف ولا عدل ومن تولى مولى بغير أذنهم فعليه لعنه الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل منه يوم القيامة صرف ولا عدل

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sulaiman dari Ibrahim At Taimi dari Al Harts bin Suwaid bahwa dia berkata “Ditanyakan kepada Ali, Apakah Rasul kalian pernah menyampaikan sesuatu secara khusus kepada kalian dimana Beliau tidak menyampaikannya kepada seluruh manusia?. Ali menjawab Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan sesuatu secara khusus kepada kami dimana Beliau tidak menyampaikannya kepada manusia kecuali sesuatu yang ada dalam sarung pedangku ini. Ali pun mengeluarkan lembaran yang berisi sesuatu dari umur unta. Dalam lembaran tersebut tertulis “Madinah itu adalah tanah haram dari ‘Air hingga Tsaur. Barang siapa yang membuat maksiat di Madinah atau membantu orang yang membuat maksiat maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan umat manusia seluruhnya dan tidak akan diterima taubat dan tebusannya di hari kiamat kelak. Jaminan perlindungan(dzimmah) kaum muslimin itu sama dan barang siapa melanggarnya maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan umat manusia seluruhnya dan tidak akan diterima taubat dan tebusannya di hari kiamat kelak. Barang siapa memperbudak seorang budak tanpa seizinnya maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan umat manusia seluruhnya dan tidak akan diterima taubat dan tebusannya di hari kiamat kelak. [Musnad Ahmad 1/151 no 1297 tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnaut dan ia berkata “hadis shahih sesuai dengan syarat Bukhari Muslim. Syaikh Ahmad Syakir dalam Syarh Musnad Ahmad no 1297 menyatakan bahwa sanad ini merupakan sanad yang paling shahih]

حدثنا ‏ ‏محمد بن كثير ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏سفيان ‏ ‏عن ‏ ‏الأعمش ‏ ‏عن ‏ ‏إبراهيم التيمي ‏ ‏عن ‏ ‏أبيه ‏ ‏عن ‏ ‏علي ‏ ‏رضي الله عنه ‏ ‏قال ‏
‏ما كتبنا عن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏إلا القرآن وما في هذه الصحيفة قال قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏المدينة ‏ ‏حرام…

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al-A’masyi dari Ibrahim At-Taimi dari Ali radhiyallahu ‘anhu : “Kami tidak mencatat/menulis sesuatu dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam kecuali Al-Qur’an dan apa yang ada pada shahifah”. Bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam : “Madinah itu adalah tanah haram… (HR Abu Dawud dalam Kitab Manasik 2/216)

عَنْ أَبِي الطًُّفَيْلِ قَالَ سُئِلَ عَلِيٌّ أَخَصَّكُمْ رُسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَمَ بِشَيْءٍ فَقَالَ مَا خَصَّنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ لَمْ يَعُمْ بِهِ النَّاسَ كَافَّةً إِلاَّ مَا كَانَ فِي قُرَابِ سَيْفِي هَذَا قَالَ فَأَخْرَجَ صَحِيْفَةً مَكْتُوْبٌ فِيْهَا لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ…

Diriwayatkan dari Abu Thufail bahwa Ali radhiallahu ‘anhu ditanya: “Apakah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengkhususkan sesuatu kepadamu?. Maka beliau menjawab: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mengkhususkan aku dengan sesuatu pun yang beliau tidak menyebarkannya kepada manusia, kecuali apa yang ada di sarung pedangku ini. Kemudian beliau mengeluarkan lembaran dari sarung pedangnya yang tertulis padanya: Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah… “ (HR Muslim, Bab Kitab Adhahi, bab Tahriimu dzabhi lighairillahi wa la’nu faa’ilihi)

Maka jelaslah bahwa Imam Ali tidak memiliki suatu kitab khusus selain kitabullah dan lembaran atau shahifah bukan sebuah kitab yang ada pada sarung pedang beliau yang isinya suda disampaikan saat itu kepada kaum muslimin, maka atsar Imam Bagir yang diriwayatkan oleh Abdurrazaq di atas bertentangan dengan atsar-atsar yang shahih dari Imam Ali sendiri dan tidak bisa dijadikan hujjah.

Apalagi kitab-kitab samawi yang konon-nya khusus dimiliki oleh Imam Ali yang banyak disinggung dalam referensi kaum Syi’ah. Dimana dalam kitab-kitab tersebut konon terdapat hal-hal yang sifatnya ghaib.

Seandainyapun orang Syi’ah tersebut berhujjah dengan menggunakan riwayat di sisi ahlus sunnah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memiliki kitab-kitab dari Rabb semesta alam yang memuat nama-nama penduduk syurga dan neraka dan nama-nama orang tua mereka serta kabilah mereka, maka hal itu hanya khusus untuk Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam saja dan tidak terdapat riwayat di sisi Ahlus Sunnah yang shahih yang menyebutkan bahwa beliau mewariskannya kepada Ahlul Bait beliau, atsar-atsar Imam Ali di atas adalah bukti yang sangat jelas bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam hanya meninggalkan Kitabullah dan lembaran yang disimpan dalam sarung pedang beliau, tidak lebih (tetapi shahifah ini bukan seperti Shahifah Dzu’abah as-Saif atau shahifah yang ada di pangkal pedang versi syi’ah. Bahwa pada shahifah kecil tersebut memuat huruf-huruf yang setiap hurufnya membuka seribu huruf, dan tidak ada yang keluar darinya kecuali dua huruf hingga hari kiamat). Bahkan Imam Ali menyatakan dusta bagi orang-orang yang menganggap selain dari apa yang beliau sampaikan.

Riwayat dari sisi Ahlus Sunnah yang dimaksud adalah:

Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad 2/167 no 6563

حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا هاشم بن القاسم ثنا ليث حدثني أبو قبيل المعافري عن شفى الأصبحي عن عبد الله بن عمرو عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال خرج علينا رسول الله صلى الله عليه و سلم وفي يده كتابان فقال أتدرون ما هذان الكتابان قال قلنا لا الا أن تخبرنا يا رسول الله قال للذي في يده اليمنى هذا كتاب من رب العالمين تبارك وتعالى بأسماء أهل الجنة وأسماء آبائهم وقبائلهم ثم أجمل على آخرهم لا يزاد فيهم ولا ينقص منهم أبدا ثم قال للذي في يساره هذا كتاب أهل النار بأسمائهم وأسماء آبائهم وقبائلهم ثم أجمل على آخرهم لا يزاد فيهم ولا ينقص منهم أبدا فقال أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم فلأي شيء إذا نعمل ان كان هذا أمر قد فرغ منه قال رسول الله صلى الله عليه و سلم سددوا وقاربوا فإن صاحب الجنة يختم له بعمل أهل الجنة وان عمل أي عمل وان صاحب النار ليختم له بعمل أهل النار وان عمل أي عمل ثم قال بيده فقبضها ثم قال فرغ ربكم عز و جل من العباد ثم قال باليمني فنبذ بها فقال فريق في الجنة ونبذ باليسرى فقال فريق في السعير

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Qasim yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits yang berkata telah menceritakan kepadaku Abu Qabil Al Ma’afiri dari Syafi’ Al Asbahi dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah SAW, Abdullah berkata:

“Rasulullah SAW keluar menemui kami dengan kedua kitab di tangan Beliau. Kemudian Beliau bertanya “Apakah kalian mengetahui kedua kitab ini?. Kami menjawab “Tidak wahai Rasulullah kecuali Anda mengabarkan kepada kami”.

Kemudian Beliau bersabda mengenai kitab di tangan kanannya “Ini adalah Kitab yang berasal dari Rabb semesta Alam, di dalamnya terdapat nama-nama penduduk syurga dan nama-nama orang tua mereka serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan orang terakhir dari mereka dan tidak akan ditambah dan tidak pula dikurangi”.

Kemudian Beliau bersabda tentang kitab di tangan kirinya “Adapun ini adalah Kitab dari Rabb semesta Alam, di dalamnya terdapat nama-nama penghuni neraka dan nama-nama orang tua serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan terakhir dari mereka sehingga tidak akan bertambah ataupun berkurang untuk selama-lamanya.Kemudian para sahabat berkata “Kalau begitu di mana amalan wahai Rasulullah SAW jika semuanya sudah ditetapkan?”.

Beliau menjawab “Berusahalah dan mendekatlah karena sesungguhnya penduduk syurga akan ditutup dengan amalan penduduk ahli syurga meskipun ia mengamalkan apa saja. Dan sesungguhnya penduduk neraka akan ditutup dengan amalan penduduk neraka meskipun ia mengamalkan apa saja. Kemudian Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah SWT telah selesai terhadap para hambanya”.

Beliau berkata sambil mengarahkan tangan kanannya “Satu kelompok di dalam syurga” kemudian mengarahkan tangan kirinya seraya berkata “Kelompok yang lain di dalam neraka”.

Syaikh Ahmad Syakir dalam Syarah Musnad Ahmad nombor 6563 menyatakan bahawa hadis ini sanadnya Shahih. Hadis ini juga diriwayatkan dalam Sunan Tirmidzi 4/449 nombor 2141 di mana Imam Tirmidzi berkata “hadis hasan shahih gharib”.

Syaikh Al Albani memasukkannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi nombor 2141 dan berkata “hadis hasan”. Kemudian Syaikh Al Albani juga memasukkan hadis ini dalam Shahih Jami’ As Shaghir nombor 88 dan berkata “hadis shahih”.

Jika kita perhatikan riwayat di atas, jika riwayat ini shahih, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sedang menjelaskan kepada para sahabat mengenai masalah takdir, dimana semua kejadian sudah ditentukan oleh Allah termasuk ahli surga dan ahli neraka pun sudah ditentukan dan telah dicatat dalam suatu kitab.

Hadits di atas semakna dengan hadits berikut ini:

Dalam Shahih Al- Bukhari dan Shahih Muslim dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah setiap jiwa yang ditiupkan ruh padanya kecuali Allah tetapkan tempatnya dari penghuni jannah atau neraka, dan telah ditetapkan sebagai seorang yang celaka atau bahagia.” Kemudian seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kita hanya berdiam saja (pasrah) dengan apa yang telah menjadi ketetapan Allah dan meninggalkan amal perbuatan (berusaha)?” Beliau bersabda: “Beramallah (berusahalah), setiap kalian akan dimudahkan dengan apa yang telah ditetapkan baginya. Orang-orang yang ditetapkan bahagia mereka akan dimudahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mulia. Adapun orang-orang yang telah ditetapkan celaka akan dimudahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.”

Kita pun mengetahui bahwa semua kejadian telah ditetapkan dan telah dicatat dalam kitab yang terpelihara (Lauh Mahfudz) yang berada sisi Allah.

Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. Az Zukhruf, 43: 4)

… dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50: 4)

Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. An Naml, 27: 75)

Yang jelas hadits di atas hanya berhenti sampai disitu, dan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya adalah Kitabullah yang sampai pada kita saat ini.

وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به كتاب الله وأنتم تسألون عني فما أنتم قائلون ؟ قالوا نشهد أنك قد بلغت وأديت ونصحت فقال بإصبعه السبابة يرفعها إلى السماء وينكتها إلى الناس اللهم اشهد اللهم اشهد ثلاث مرات

Dan sungguh telah aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat apabila kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah. Kalau kalian ditanya tentang aku, maka apa yang akan kalian katakan? Mereka menjawab: Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan dan telah menunaikannya, dan telah menasehati. Lalu beliau berkata seraya mengacungkan telunjuknya ke langit dan mengarahkannya kepada orang-orang yang hadir: Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah”. Beliau mengulanginya tiga kali…

(Shahih Muslim, 2/886 No. 1218)

Jika seandainya benar Ahlul Bait memiliki kitab-kitab selain Al-Qur’an yang berisi hal-hal yang ghaib, Pertanyaannya, kenapa sebagai contoh sahabat Ali bin Abi Thalib sebagai pemegang kitab tersebut tidak mengetahui kejadian yang akan datang, seperti akan terjadinya fitnah di masa beliau, bahkan beliau ketika ditusuk dari belakang oleh Ibnu Muljam pun tidak mengetahuinya, Al-Husein radhiyallahu anhu pun tidak mengetahui jika dirinya bakal dikhianati oleh para pengikutnya di Kufah dan akan syahid di sana? Dan lain sebagainya.

Semoga kita selalu dijaga oleh Allah dari syubhat-syubhat kaum Syi’ah.

by alfanarku

No comments:

Post a Comment